Sabtu, 25 November 2017

satu abad pandu HW

KEPANDUAN HIZBUL WATHAN BERGELIAT


Sejarah Pandu Hizbul Wathan,
Hizbul Wathan mulanya nama madarasah yang didirikan oleh KH Mas Mansur di Surabaya tahun 1916, Muhammadiyah memakai nama tsb untuk perkumpulan pandu didirikan pada tahun 1918 di Yogyakarta, gagasan pembentukan kepanduan Hizbul Wathan muncul dari KH Ahmad Dahlan sekitar tahun 1916 ketika beliau perjalanan kembali dari kegiatan tabligh di Surakarta yang secara rutin diadakan di rumah KH Imam Mukhtar Bukhari. Saat itu beliau melihat anak-anak JPO
(Javansche Padvinders Organisatie) berpakaian seragam sedang latihan berbaris di halaman pura mangkunegaran. Sesampainya di Yogyakarta beliau membicarakan dengan beberapa muridnya yaitu Sumodirjo dan Sarbini, berharap agar pemuda Muhammadiyah juga dapat belajar tentang kepanduan guna berbakti kepada Allah SWT, setelah pembicaraan itulah Sumodirjo dan Sarbini merintis berdirinya kepanduan di Muhammadiyah. Kwgiatan pertama banyak diarahkan latihan berbaris, olah raga dan pertolongan pertama pada kecelakaan, kegiatan ini dilakukan setiap hari ahad sore, pada hari rabu sore mereka diberi bekal keagamaan, cikal bakal inilah tahun 1918 melahirkan kepanduan Hizbul Wathan diawalnya bernama Padvinders Muhammadiyah, beberapa waktu berproses karena dianggap kurang relevan, H Hadjid mengusulkan diganti menjadi HIZBUL WATHAN.
Susunan pengurus yang pertama yaitu Ketua H Mukhtar Bukhari, Wakil ketua H Hadjid, Sekretaris Sumodirdjo, keuangan Abdul Hamid, Organisasi siraj Dahlan, Komando Sarbini dan Damiri, sebagai pedoman pelajaran untuk memajukan kepanduan Hizbul Wathan ini mereka mengambil dari JPO Surakarta.
Setelah tahun 1924, Hizbul Wathan berkembang di Jawa dan melebarkan sayapnya hingga ke luar jawa, cabang pertama luar jawa berada di Sumatra Barat, dibawa oleh wakil peserta kongres Muhammadiyah ke-17 di Yogyakarta tahun 1928, seusai konggres mereka tinggal beberapa hari di yogyakarta guna mempelajari dan ikut latihan kepanduan, sehingga mereka memiliki bekal untuk mengembangkan kepanduan sekembalinya ke daerah masing-masing,
Peranan Hizbul Wathan lebih terlihat pada sektor penanaman semangat cinta tanah air kepada para pemuda, sehingga menjelmalah kekuatan yang bertekad ikut serta dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan. Latihan kepanduan Hizbul Wathan memberikan andil besar untuk melatih kader-kader bangsa guna menghadapi kaum kolonial yang mencengkeram negara Indonesia, latihan kepanduan Hizbul Wathan memberikan hasil baik dikalangan pemuda sehingga muncul tokoh-tokoh yang handal yaitu Sudirman, KH Dimyati, Surono, Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkor, Kasman Singodimedjo, Adam Malik, Suharto, M.Sudirman, Sunandar Prijosudarmo, dan masih banyak lagi. ( Ensiklopedi Islam, IB Van Hoeve, jilid II,hal 119-120).
Ketika jepang datang ke Indonesia secara organisatoris kepanduan Hizbul Wathan melebur, karena kehendak jepang keinginannya membubarkan segenap organisasi waktu itu, namun aktivis Hizbul Wathan tetap aktif diorganisasi bentukan jepang, Keibodan, Seinendan, PETA, Hizbullah, dan lainnya, meskipun demikian orang-orang Hizbul Wathan memegang peranan penting dalam organisasi bentukan jepang tersebut.
Kemerdekaan Indonesia dapat dicapai, pemuda diarahkan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, seluruh kepanduan dilebur dalam satu wadah Kesatuan Kepanduan Indonesia, hasil rapat di Surakarta tanggal 27-30 Desember 1945, diputuskan nama kepanduan rakyat indonesia, guna mempererat persatuan dan kesatuan mempertahankan kemerdekaan yang masih muda.
Situasi politik berdampak pada pergerakan kepanduan rakyat indonesia, dirasa tidak efektif lagi , sehingga tahun 1950 Hizbul Wathan mulai menata kembali anggota dan organisasinya secara umum, serta mengembangkan keseluruh tanah air senyampang ada Muhammdiyah di daerah tersebut. Kegiatan terus berjalan hingga terbitnya keputusan presiden nomer 238 tahun 1961 tentang gerakan pramuka, keputusan ini menginstruksikan agar seluruh organisasi kepanduan yang ada di indonesia meleburkan diri dalam gerakan pramuka.





buku sumber : Kebangkitan HW dan Sejarah Gerakan Kepanduan di Indonesia, penerbit Kwartir Wilayah gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur, cetakan II, Oktober 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar